Monday 22 November 2010

Perang Kurs AS-China, Musuhnya Ada di Dala

Kecaman keras China kepada AS atas disetujuinya RUU HR 2378 di akhir September 2010, memicu timbulnya perang dagang babak baru antara AS dengan China. Yakitu perang kurs karena AS menuduh China memanipulasi kurs yuan agar produk China lebih kompetitif dan HR 2378 ini memberi wewenang kepada pemerintah AS untuk mengenakan sanksi dagang ke China. Perang dagang terbuka ini tidak lepas dari usaha AS untuk menekan defisit perdagangannya dengan China yang selama 2 dekade terakhir kian melebar. Ekspor China ke AS terus meningkat, sedangkan ekspor AS ke China mendatar. Perang kurs mata uang ini menjadi topik dalam sidang IMF bulan Oktober ini.

*

Ini merupakan bagian dari perang dagang AS dengan China yang tidak lepas dari masalah klasik AS yakni menurunnya daya saing di pentas dunia. Karena itu menggunakan senjata klasik anti dumping yang sudah dipergunakan setengah abad bukan zamannya lagi. Karena di abad 21 karena peta kekuatan dunia sudah berubah. Dulu AS bisa mengancam Amerika Latin dengan jurus anti dumping, tapi menghadapi China, itu tidak berlaku lagi.

*

Kondisi AS yang sedang menurun daya saingnya ini diungkapkan sangat benderang oleh Handel Jones dalam buku terbarunya ChinAmerica, (Mac Graw Hill, 2010). AS ibarat raksasa yang melemah dan China sebagai raksasa yang bangkit. Buku ini ibarat wake up call agar warga dan negara AS bangun dan merebut kembali supremasinya.

*

Anti dumping bukan obat mujarab melawan defisit perdagangan dan neraca pembayaran yang menggunung. Dengan cadangan devisa triliunan dollar tidak ada negara manapun yang bisa menyerapnya jika China melepas dollar AS dan surat berharganya ke pasar. Akibatnya fatal dollar AS akan terjun bebas dan AS terancam resesi baru. Kunjungan Obama ke China November 2009 diibaratkan “visit our money”.

*

AS menghadapi musuh dari luar dan dalam. Dari luar adalah China pesaing tangguh yang menyerbu AS dengan produk ekspor dan merebut banyak pasar AS di berbagai kawasan dunia. Dari dalam adalah warga AS sendiri yang memiliki budaya konsumtif, bervisi jangka pendek, tamak, egois dan tidak peduli dengan hutang luar negeri yang dipakai untuk membiayai roda ekonomi. Tidak ada pengorbanan sekarang untuk kejayaan masa depan. Sementara para birokrat di parlemen masih suka menerapkan politik “gentong babi” (pork barrel) sebagai jalan pintas meraih kursi periode mendatang.

*

Industri otomotif dan industri komputer, dua contoh industri yang mengalami penurunan daya saing. Sekarang buruh otomotif kuasai 67% Chrysler, dan 20% General Motor bersama pemerintah 60%. Perobahan ini berdampak pada daya saing produk AS. Akhir 2009, AS jadi net importer otomotif sebesar US$ 8,9 miliar (dari ekspor US$ 6,4 miliar dengan impor US$ 16,4 miliar). AS semakin terpukul akibat krisis moneter tahun 2008 yang memaksa bail out US$ 700 miliar ditambah paket stimulus Obama US$ 585 miliar. Sehingga defisitnya naik 212% menjadi US$ 1,4 triliun, setara dengan ekspor China. Faktor budaya dan pola hidup masyarakat juga pegang kunci. Warga AS dianggap sangat konsumtif dan tidak peduli dengan hutang publik.

*

China, sebagai pesaing tangguh AS saat ini semakin kuat. Menguasai seperempat cadangan devisa dunia senilai US$ 2,3 triliun (AS hanya US$ 89 miliar), 70% devisanya dalam dollar AS. Tahun 2009, China memiliki PDB US$ 4.404 miliar dengan ekspor US$ 1,4 triliun. Pertumbuhan pesat rata 8% dari 1989- 2008 membuat segalanya mungkin bagi negeri panda ini. Untuk menjamin akses dan pasokan sumber daya alam, mereka sibuk mengakuisisi perusahaan asing atau investasi di negara sumber penghasil bahan baku.

*

Perbedaan kekuatan ini dan keterkaitan dagang ini menjadikan China adalah masa depan AS. Sehingga kecil kemungkinan kedua raksasa ini mau ribut berkepanjangan, karena keduanya saling terkait dan perlu bersahabat meski banyak kerikil tajam. Peranan para jendral tempur masa lalu sudah diganti oleh para CEO beserta laskarnya yang bisa mengalahkan negara.

*

Dimuat di Fortune Indonesia, Vol. 07, 5 Desember 2010

0 comment:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP