Wednesday 3 November 2010

Laskar Pemimpi Yang Membangun Amerika Serikat


Resensi buku Immigrant Inc. karangan Richard T . Herman dan Robert L. Smith . Diterbitkan John Wiley & Sons Inc. (2010).
*
Buku ini mengungkapkan berbagai fakta dan analisa yang menunjukan kontribusi para jutaan imigran bagi perekonomian AS yang membayar pajak ke negara. Secara langsung para imigran ini juga punya pabrik dari kelas UKM sampai kelas Fortune 500 dan menyerap tenaga kerja. Mereka telah menjadi mesin ekonomi baru AS yang bernapaskan inovasi, kreatifitas, kepintaran dan keuletan.
*
Kontribusi imigran membangun AS ini dimulai sejak awal abad 19 oleh imigran Eropa yang kemudian melahirkan miliarder pertama AS yakni Andrew Carnegie (Hungaria), pendiri American Steel Company tahun 1911. Seabad kemudian di Amerika tercatat ada 38 juta imigran di AS mewakili 12,6% penduduk dan 15,7% tenaga kerja (2008). Tahun 2007-2008, sebanyak 600.000 pelajar internasional membelanjakan US$ 15,5 miliar uangnya untuk biaya pendidikan, biaya hidup dan tempat tinggal di AS. Selama 30 tahun terakhir nilainya naik pesat.
Tiga alasan terbesar imigran masuk Amerika adalah karena alasan pendidikan (52,3%), bekerja (39,8%) dan wiraswasta (4,6%). Tahun 2007 perusahaan milik para imigran ini mencatat nilai kapitalisasi US$ 500 juta. Dalam 15 tahun terakhir, seperempat dari perusahaan publik yang didukung oleh modal ventura juga didirikan oleh imigran yang 40% memproduksi IT.
Antrian panjang imigran untuk masuk AS menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah karena setiap tahun hanya 140.000 green card yang diterbitkan sementara ada 1 juta orang yang sudah antri bahkan lebih dari 5 tahun. Terkait dengan itu Herman juga mengusulkan memperluas program EB-5 Foreign Investor. Sebuah program yang memberikan kesempatan 10.000 green card per tahun. Juga membuka kesempatan bagi setiap orang yang mau investasi US$ 1 juta dan perusahaannya mampu menyerap 10 karyawan. Jika program ini berhasil, AS berpotensi meraih investasi US$ 2 miliar yang menyerap 40.000 tenaga kerja baru per tahun.
*
Aktivitas para imigran dalam memulai bisnis naik pesat ditunjukan oleh The Kauffman Index of Entrepreneurial Activity. Sebuah indeks yang meneliti tingkat rata-rata penduduk AS memulai bisnis dari setiap 100.000 orang per bulan. Studi yang dilakukan oleh Universitas California, Santa Cruz ini tahun 2009 menyimpulkan bahwa dari 2007-2008 tingkat aktivitas memulai bisnis para imigran naik pesat. Indek imigran mencapai 530 dari 100.000 orang per bulan dibandingkan 280 untuk warga kelahiran AS. Sehingga perbedaan antara imigran dengan pengusaha kelahiran Amerika kian melebar. Peningkatan terbesar diraih oleh para Latino (Amerika Latin) dari 40 ke 48 dan Amerasia (Asia) dari 29 menjadi 35. AS dikenal sebagai sorganya pengusaha kecil menengah dibawah binaan USA Small Business Administration.
Sementara studi “America’s New Immigrant Entrepreneurs” tahun 2007 menemukan bahwa dari 25% perusahaan bidang teknologi (high-tech) dan engineering baru yang berdiri antara 1995 sampai 2005, satu dari pendirinya adalah imigran (sebagai mitra). Pada tahun 2005 meraih omzet US$ 52 miliar menyerap 450.000 karyawan. Setengah perusahaan di Silicon Valley didirikan oleh imigran yang menguasai dua pertiga calon doktor di universitas AS.
Disisi lain buku ini mengungkapkan kontribusi penting perusahaan modal ventura (venture capital) yang memang telah lama hadir dan memainkan peran sebagai inkubator pengusaha baru kelas global. Data dari National Venture Capital Association tahun 2005 menunjukan dari 20 besar perusahaan milik imigran yang didukung modal ventura menyerap 404.000 karyawan tersebar di seluruh dunia. Sebut saja diantaranya Intel Corp. (didirikan Andy Grove imigran asal Hongaria), Yahoo Inc. (oleh Jerry Yang, Taiwan) atau Google Inc oleh Sergey Brin asal Rusia. Atau Sun Micro System oleh duet Andreas Bechtolsheim (Jerman) dan Vinod Khosla (India). Total ada 144 perusahaan imigran yang awalnya dibantu modal ventura. India, sumber imigran terbesar yang mendirikan 32 perusahaan melebihi EU (27 perusahaan).
*
Berpikir seperti seorang imigran adalah memiliki prototype seorang pemimpi dan pesaing tangguh, pintar dan inovatif, warga dunia, multi budaya. Impian imigran bagi Arnold Szwarzenegger adalah bermimpi bahwa kelak suatu saat seorang anak dari Austria akan menjadi gubernur California dan akan berdiri tegak di Madison Square Garden menyampaikan pidato sebagai presiden AS. Sebagian sudah terbukti.
*
Robert T. Herman dan Richard L, keduanya menikah dengan imigran asal Korea dan Taiwan, menekan bahwa ini bukanlah buku jenis “how to” yang memberi resep sukses bagi calon imigran merantau ke Amerika Serikat. Tapi ingin mengungkapkan fakta bagaimana 38 juta imigran ini laksana laskar pemimpi yang turut serta membangun ekonomi AS.
*
Kunci sukses para imigran ini adalah faktor budaya imigran yang memiliki beberapa ciri. Para imigran cenderung suka berbagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain. Ini berkembang dan saling menguntungkan berkat inovasi terus menerus tiada henti. Kesuksesan mereka tidak hanya ditentukan oleh mereka sendiri tapi karena banyak berhubungan dengan mitra lokal. Selain inovatif para imigran ini rata-rata pintar yang menjadi langganan pendaftar hak paten teknologi tinggi di AS. Para imigran pendiri perusahaan IT sebanyak 26,8% bergelar doktor, 47,2% bergelar master dan sisanya sarjana. Paten yang dimilikinya dua kali lipat dari warga kelahiran AS.
*
Budaya imigran adalah budaya wiraswasta yang penuh mimpi dan seorang pejuang tangguh, inovatif, pintar dan multi budaya. Budaya imigran adalah budaya wiraswasta yang bisa digandakan, ditularkan atau diterapkan oleh semua orang secara universal, global, tanpa perlu minta hak paten. Karena ini lebih pada masalah budaya dan pola pikir. ***
*
Dimuat Warta Ekonomi (no. 21 tahun xxii, 25 Oktober - 4 November 2010)

0 comment:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP